Dragon Ball Z: Kakarot
CyberConnect2
Bandai Namco
17 Januari 2020
PS4, Xbox One, PC
Action RPG
Remaja
Blu-ray, Digital
Rp 749.000 (Standard)
Rp 1.029.000 (Deluxe)
Rp 1.149.000 (Ultimate)
Pada tahun 1984 silam, terciptalah sebuah judul manga legendaris karangan Akira Toriyama yang berjudul Dragon Ball. Manga ini bercerita tentang petualangan Son Goku dan kawan-kawan dalam mencari keberadaan tujuh buah bola naga, di mana bola tersebut dapat mengabulkan permintaan apapun jika berhasil dikumpulkan. Manga ini berhasil meraih kesuksesan yang luar biasa, baik dalam manga, anime, film layar lebar, merchandise hingga video game. Tak heran jika judul legendaris ini dijadikan tolak ukur oleh para mangaka lainnya.
Berbekal nama besar yang dimiliki serial Dragon Ball Z, Bandai Namco memberikan mandat kepada CyberConnect2 (CC2)Â untuk menciptakan sebuah game Action RPG berkonsep dunia terbuka yang mengusung subjudul Kakarot. Mampukah mereka mengulang kesuksesan dua game Dragon Ball sebelumnya, Xenoverse dan FighterZ?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Kisah Dragon Ball Z (DBZ) mungkin sudah berulang kali diadaptasi ke dalam video game, tak terkecuali game ini. Namun, kami akan menyegarkan ingatan Anda kembali mengenai petualangan Goku dan kawan-kawannya untuk menyelamatkan dunia. Cerita dalam DBZ sendiri terbagi atas empat arc besar, yaitu Saiyan Saga, Frieza Saga, Cell Saga dan Buu Saga.
Cerita dalam game ini dimulai saat sang tokoh utama Goku, telah menikah dengan Chichi dan memiliki seorang putra bernama Gohan. Saat itu, planet bumi tengah hidup damai setelah turnamen Tenkaichi Budokai selesai. Akan tetapi, tiba-tiba pesawat luar angkasa misterius yang berisikan seorang manusia berambut panjang bernama Raditz, tiba di bumi. Ia mengaku sebagai kakak kandung dari Goku dan untuk memastikan apakah adiknya telah memusnahkan orang-orang bumi, sesuai dengan misi bangsa Saiya. Namun, ternyata Goku justru tumbuh sebagai pendekar yang menumpas kejahatan. Raditz akhirnya menculik Gohan agar Goku mau bergabung bersamanya. Goku yang tak berdaya menghadapi Raditz sendirian, terpaksa harus bergabung dengan rivalnya, Piccolo, untuk merebut kembali putranya.
Bagaimana nasib Goku dan planet bumi selanjutnya?
Temukan jawabannya dengan memainkan Dragon Ball Z: Kakarot!
Gameplay
Dragon Ball Z: Kakarot yang terbagi atas empat saga besar, yaitu Saiyan Saga, Frieza Saga, Cell Saga dan Buu Saga. Meskipun judul game ini mengandung nama “Kakarot”, akan tetapi Goku bukanlah satu-satunya karakter yang bisa Anda kendalikan. Selain Goku, Anda juga dapat mengendalikan karakter penting lain seperti Gohan, Vegeta, Piccolo dan Trunks. Bahkan, di beberapa titik cerita, Anda diizinkan menggunakan karakter fusion seperti Vegito dan Gotenks. Di samping itu, ada juga beberapa karakter lainnya yang hadir sebagai karakter pendukung, seperti Krillin, Yamcha, Tenshinhan, Chiaotzu, Goten, Kid Trunks dan Android 18.
Setelah memilih mode New Game, setelah perkenalan karakter, Anda akan langsung dibawa menuju adegan pertarungan dalam pikiran antara Goku melawan Piccolo. Sesi ini berperan sebagai tutorial yang memperkenalkan mekanisme pertarungan dalam game ini. Setelah pertarungan selesai, Anda juga akan dibimbing pada sesi tutorial eksplorasi seperti berlari, melompat, mengumpulkan item, memancing hingga memasak.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Exploration
Mengusung elemen RPG, game ini menawarkan sesi eksplorasi selama permainan berlangsung. Pada sesi ini, Anda dapat menjelajahi seluk beluk dunia DBZ seperti rumah Goku, Kame House, Capsule Corporation, Menara Karin, Kami’s Lookout dengan cara berjalan kaki, terbang atau menaiki kendaraan seperti awan kintoun. Tidak hanya planet bumi saja, Anda juga dapat mengakses Planet Namek, King Kai Planet dan dunia Kaioshin seiring progress permainan.
Saat berpetualang, Anda akan sering menemukan bola-bola warna warni bernama Z-Orb yang bisa Anda kumpulkan untuk progress perkembangan karakter. Z-Orb ini terbagi atas beberapa warna yang terletak di medan tertentu. Sebagai contoh, orb hijau akan tersebar di wilayah yang didominasi warna hijau seperti hutan, sementara orb biru akan lebih banyak Anda dapatkan di area berair seperti sungai, danau atau laut.
Seperti game Open World pada umumnya, peta dalam game ini juga dipenuhi beragam ikon-ikon yang menunjukkan suatu tempat atau objektif. Misi utama akan ditandai oleh tanda seru merah, sedangkan misi sampingan akan dipresentasikan dengan tanda seru biru. Anda juga bisa menentukan titik tujuan pada peta yang akan diberi warna kuning. Ketika Anda menghampiri titik objektif, maka akan terlihat cahaya vertikal sebagai indikator yang memudahkan.
Alih-alih menawarkan dunia terbuka yang saling terhubung, dunia dalam game ini justru dipisahkan berdasarkan regional yang bisa Anda pilih melalui menu World Map. Jadi, jika ingin berpindah tempat dari Capsule Corporation menuju Kame House, Anda tidak bisa terbang begitu saja dan dipaksa untuk mengakses World Map. Hal yang cukup menyebalkan dari perpindahan Region ini adalah waktu loading yang tidak sebentar dan cukup sering terjadi.
Selama bereksplorasi, Anda dapat bertemu musuh-musuh minor di luar cerita seperti robot Red Ribbon, tentara pasukan Frieza, Saibamen dan sejenisnya. Ketika menjalani cerita utama, karakter yang Anda kendalikan akan dikunci menyesuaikan cerita yang sedang berlangsung. Anda baru diizinkan berganti karakter saat berada dalam masa Intermission yang terjadi setelah satu Saga cerita berakhir dan sebelum melanjutkannya Saga cerita baru. Sayangnya, saat berada di dunia terbuka, Anda tidak dapat mengeluarkan jurus-jurus pamungkas seperti Kamehameha, Masenko atau Big Bang Attack, dan hanya diganti dengan Ki Blast standar yang bisa Anda lancarkan dalam mode First-person sambil menahan tombol L2.
Saat berada di dunia terbuka, ada beberapa aktivitas sampingan yang bisa Anda lakukan seperti mengumpulkan Dragon Ball, memancing, latihan atau menyelesaikan misi sampingan. Fitur memancingnya sendiri dibuat sangat sederhana dan mudah. Anda hanya perlu menggoyangkan analog kiri untuk menarik perhatian ikan, lalu diikuti penekanan tombol aksi yang muncul pada layar. Ikan-ikan ini bisa Anda makan di api unggun maupun menjadi hidangan untuk buff sementara pada karakter.
Setelah melewati Frieza Saga, Anda juga bisa mengumpulkan tujuh buah Dragon Ball yang nantinya bisa Anda gunakan untuk mengabulkan permintaan seperti menghidupkan kembali musuh-musuh yang telah tewas, meminta uang atau item langka dan lainnya. Setelah mengabulkan permintaan, bola-bola tersebut akan menjadi batu selama sekitar 20 menit, sebelum kembali sebagai Dragon Ball.
Battle
CC2 mengadaptasi sistem pertarungan 3D Battle Arena seperti yang mereka terapkan pada serial Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm. Bagi Anda yang pernah memainkan Dragon Ball Xenoverse atau Budokai Tenkaichi di masa lalu, mekanismenya sangat mirip dengan kedua game tersebut. Hanya saja, CC2 membuat kontrolnya jauh lebih sederhana agar mudah diakses.
Anda bisa melancarkan serangan fisik dan kombo hanya dengan menekan tombol O berulang kali dan menutupnya satu tombol lainnya, antara kotak, segitiga dan X. Tombol kotak sendiri dialokasikan untuk melontarkan serangan Ki Blast, mirip dsngan kunai pada Naruto. Tombol X digunakan untuk menghindar dan tombol segitiga untuk mengisi Ki. Untuk mengeluarkan jurus seperti Kamehameha, Anda perlu menekan tombol L1 bersamaan dengan satu tombol aksi. Setiap jurus yang Anda keluarkan akan mengonsumsi sejumlah Ki Meter. Jika Anda memiliki karakter pendukung, Anda juga dapat memerintahkan mereka melancarkan jurus dengan menekan tombol R1 ditambah tombol aksi.
Karakter Anda dibekali tiga bar utama yang terletak di sisi kanan bawah, yaitu Health, Ki dan Tension. Bar Tension akan terisi saat Anda melancarkan atau terkena serangan. Setelah ia terisi penuh, Anda hanya perlu mengisi Ki sampai penuh dan menahan tombol segitiga sampai muncul animasi untuk memasuki kondisi Surge.
Pada kondisi ini, atribut karakter akan meningkat sementara dan membuat mereka menjadi lebih kuat. Selain Surge, ada juga transformasi karakter seperti Kaioken atau Super Saiyan yang juga bertujuan memperkuat karakter. Sayangnya, transformasi ini cukup berisiko karena dapat menyedot Health bar karakter secara berkala.
Lain halnya dengan musuh yang hanya memiliki dua bar saja, yaitu Health dan Stun. Jika Anda berhasil menguras bar Stun ini, musuh akan berhenti sejenak seperti kelelahan dan bisa Anda jadikan sasaran empuk untuk serangan. Pun demikian, karakter Anda juga bisa berada dalam kondisi Stun, walau tidak ada bar yang menunjukkan kondisi tersebut.
Bagian paling menarik dari sesi pertarungan adalah Boss Battle, di mana biasanya mereka punya pola serangan khusus yang membuat sudut pandang kamera berubah sementara. Agar tidak kalah dalam pertarungan, Anda harus rajin menghindar saat animasi serangan mereka muncul. Namun, kami tidak suka saat animasi serangan musuh berlangsung, karena tak jarang hal tersebut justru membatalkan serangan karakter kita tanpa ada lanjutannya.
Character Progression
Seiring berjalannya permainan, baik karakter utama maupun pendukung akan mengalami perkembangan kemampuan, mulai dari level, skill hingga atribut. Setiap karakter memiliki Skill Tree nya masing-masing, di mana Anda dapat membuka skill baru dengan menaikkan level karakter dan mengalokasikan sejumlah sumber daya Z-Orb berwarna tertentu. Namun, ada pula skill khusus yang hanya bisa Anda buka dengan menyelesaikan latihan di Training Ground dengan memenuhi kriteria terlebih dahulu.
Untuk menaikkan level karakter, dibutuhkan sejumlah experience (exp) yang bisa Anda dapatkan dengan menyelesaikan misi atau pertarungan. Sayangnya, perolehan exp dari musuh acak, terasa sangat sedikit sehingga tidak alasan untuk grinding lebih jauh. Justru, perolehan exp dari cerita utamanya jauh lebih banyak berkali-kali lipat dari grinding secara manual.
Community Board & Soul Emblem
Tidak seperti JRPG pada umumnya yang mengandalkan equip untuk memberikan efek buff pada karakter, game ini menggunakan fitur Community Board yang berisikan tujuh kategori berbeda. Setiap kategori terdiri dari banyak ruang kosong yang dapat Anda isi menggunakan item khusus berwajah karakter bernama Soul Emblem. Item ini bisa Anda dapatkan melalui progress cerita utama maupun menyelesaikan misi sampingan. Setiap Soul Emblem memiliki atribut dan parameter yang dapat berkembang jika Anda memberikan Gift Item tertentu. Di samping itu, jika Anda menghubungkan Soul Emblem yang memiliki relasi khusus, maka akan ada bonus buff untuk karakter.
Berkat adanya Soul Emblem ini, karakter-karakter lawas yang Goku temui saat ia masih kecil, seperti Launch, Pilaf, Shu, Mai, Nam, Bora, Upa, Eighter, Tsurusennin, Tao Pai Pai, Suno, Arale hingga Dr. Slump, bisa mendapatkan porsi cerita sampingan. Hal ini memberikan pengalaman baru pada kami saat melihat karakter yang tidak pernah bertemu dalam manga/animenya, berinteraksi di dalam video game, seperti Gohan yang tidak tahu bahwa Launch memiliki dua kepribadian. Hal ini merupakan bentuk fan-service yang menyenangkan bagi para penggemar setia Dragon Ball.
Presentation
Visual
Belasan tahun menangani franchise game Naruto, membuat CC2 sangat berpengalaman dalam mempresentasikan cerita anime bergaya sinematik. Walaupun kualitas visualnya masih berada di bawah Dragon Ball FighterZ ciptaan Arc System Works, namun kami bisa memastikan bahwa ia jauh lebih baik dari Xenoverse 2. Berkat kekuatan Unreal Engine 4, developer mampu menghadirkan model karakter yang memperkuat cita rasa animenya. Efek-efek bola sinar, transformasi, ledakan hingga kehancuran lingkungannya digarap secara serius agar Anda dapat merasakan sensasi menonton animenya. Area-area yang Anda kunjungi pun dibangun dengan baik dan lebih hidup berkat kehadiran penduduk setempat atau bahkan seekor dinosaurus.
Momen-momen ikonik seperti adu Kamehameha vs Galick Gun, kemunculan Pasukan Ginyu, perubahan Super Saiyan Goku pertama kalinya, adu Kamehameha Gohan vs Cell serta pelemparan bola semangat untuk Kid Buu, direkaulang sedemikian rupa hingga membuat kami takjub. Sayangnya, hal tersebut tidak sejalan dengan cutscene percakapan, di mana animasi karakternya terlihat monoton dan agak kaku. Kendati demikian, kekurangan tersebut masih dalam taraf bisa dimaklumi dan tidak seburuk cutscene dalam Jump Force.
Audio
Aspek yang menurut kami sangat sempurna dari game ini adalah Audio. Sang developer memanfaatkan aset yang dimiliki DBZ seperti musik dan efek suara untuk memberikan kesan nostalgia serta memanjakan para penggemarnya. Lagu pembuka CHA-LA HEAD CHA-LA dan lagu penutup Boku-tachi wa Tenshi datta yang dinyanyikan oleh Hironobu Kageyama kembali digunakan dalam game ini. Efek-efek suara khas ledakan, terbang, lontaran Ki Blast dan lainnya, masih sama seperti apa yang Anda kenal dari animenya.
Bandai Namco tidak pernah main-main setiap kali menggarap game adaptasi Dragon Ball, maka dari itu kualitas sulih suaranya sendiri tidak perlu diragukan lagi. Game ini menyediakan dua bahasa yang bisa Anda pilih, yaitu Jepang dan Inggris. yang diisi oleh para voice actor asli dari versi animenya. Namun, tidak semua percakapan disulihsuarakan secara penuh. Maka, jangan heran jika Anda hanya mendengar sepatah dua patah kata saja saat menjalani cerita sampingan.
Value
Meskipun mengusung konsep yang serupa dengan One Piece: World Seeker, namun CC2 mengeksekusi DBZ: Kakarot jauh lebih baik dari petualangan Luffy di Jail Island itu. Memang, adaptasi cerita DBZ ke dalam video game sudah tak terhitung lagi, akan tetapi, kami masih bisa menikmatinya tanpa merasa bosan. Bandai Namco jelas menciptakan game ini sebagai fan-service untuk para penggemarnya. Tetapi, kami masih merekomendasikannya jika Anda ingin menikmati game ini tanpa punya latar belakang sebagai fans Dragon Ball.
Sayangnya, dari semua presentasi arc cerita, CC2 terkesan bermain aman karena hanya menyajikan cerita canon yang sudah ada pada manga atau anime. Padahal, seharusnya mereka bisa menggali porsi cerita yang belum pernah diadaptasi sebelumnya, seperti bagaimana Bulma dan Vegeta jatuh cinta, Krillin dan Android 18 menikah, kehidupan Piccolo di atas menara dewa atau bagaimana cara Goten dan Kid Trunks pertama kali menjadi Super Saiyan.
Walaupun game ini secara jelas mengusung Genre Action RPG, namun kami masih berharap agar developer bisa menghadirkan mode Free Battle yang mengizinkan Anda untuk bertarung menggunakan karakter lain seperti Krillin, Yamcha, Raditz, Frieza, Ginyu, Cell atau Buu. Bandai Namco juga telah memasikan bahwa mereka akan merilis dua episode original dan satu arc cerita baru dalam bentuk Downloadable Contents. Mekanisme pertarungannya yang sederhana, eksplorasi yang menyenangkan, waktu permainan yang cukup panjang serta presentasi cerita yang dramatis membuat game ini sangat layak untuk Anda mainkan.
Conclusions
Dragon Ball Z: Kakarot adalah paket lengkap untuk bernostalgia dengan kisah Goku dan kawan-kawannya. Ia menjadi adaptasi terbaik dalam hal penyajian momen ikonik pada cerita canon-nya. Visualisasi yang cantik, musik yang membangkitkan rasa nostalgia serta pertarungannya yang mudah diakses, membuat game ini bisa dinikmati oleh seluruh lapisan gamer. Akan tetapi, tentu saja game ini masih jauh dari kata sempurna, karena ada beberapa kekurangan seperti seringnya peralihan layar loading dengan durasi yang cukup lama serta pemotongan/penyingkatan beberapa adegan penting yang seharusnya ada seperti perjuangan Goku menyusuri jalan naga di akhirat. Namun, jika Anda penggemar setia serial Dragon Ball, tidak ada alasan untuk melewatkan game yang satu ini.
Game ini telah tersedia di Play Inc. Store
+ Presentasi visual yang mengagumkan
+ Musik dan efek suara original dari anime
+ Sistem pertarungan yang adiktif
+ Kesempatan menjelajahi dunia Dragon Ball Z
+ Cutscene pertarungan yang fantastis
+ Pertarungan boss yang menantang
+ Community Board dan Soul Emblem
+ Munculnya karakter lawas seri Dragon Ball
- Loading yang cukup lama
- Cutscene percakapan masih kaku
- Pemotongan/penyingkatan adegan ikonik
- Tanpa mode multiplayer / Free Battle